Bumi selalu berubah. Perubahan yang kecil. Lambat tetapi menerus, dan yang besar serta cepat sifatnya sporadis (kadang-kadang), seperti tanah longsor dan letusan gunung api. Baik yang kecil atau yang besar maupun menerus atau sporadis, yang jelas berubah. Jadi, bumi tidaklah statis atau tidak pernah diam. Ilmu yang mempelajari perubaha-perubahan ini dimasa lampau dan saat ini adalah geologi. Kata geologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Jadi, geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi dan merupakan kelompok ilmu yang mempelajari bumi secara menyeluruh, mencakup asal mula terbentuknya, komposisi, struktur, sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan) dan proses-proses alam yang telah dan sedang berlangsung yang menjadikan keadaan bumi seperti ini. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Kata Geology pertama kali dipergunakan pada tahun 1473 oleh Richard de Bury, untuk hukum atau ulmu kebumian, sebagai kebalikan dari istilah teologi. Sebenarnya ada beberapa pendapat mengenai yang pertama kali mempertgunakan kata geologi ini. Dan tahun 1778 oleh Jean Andre’ de Luc penasehat ratu Charlotte dan juga dalam karya seoran gahli kimia dari Swiss, S.B. de Saussure. Orang yang mempelajari bumi disebut ahli geologi, goelogiawan atau geologist.
Ilmu geologi, seperti juga ilmu biologi, meterologi, dan astronomi merupakan bagian dari pengetahuan ala, ialah pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu tetang benda-benda yang yang terdapat dalam alam. Ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam, dalam hal ini adalah bumi. Pada zaman dahulu, manusia primitif bisa mengetahui bahwa hidupnya dalam dunia ini sewaktu-waktu diancam oleh bencana-bencana alam, seperti gempa bumi, letusan gunung api, topan, dan sebagainya. Bencana-bencana diatas menimbulkan ketakutan kepada manusia, dan reaksinya yang pertama-tama adalah memproyeksikan motif-motif dan sifat-sifat manusia itu kedalam benda-benda tak hidup. Itulah sebabnya mengapa dunia manusia primitif itu penuh dengan setan-setan, jin-jin, dan lain-lain mahluk gaib.
Peristiwa gempa bumi misalnya sering dihubungkan dengan kepercayaan dan tahayulyang bukan-bukan. Personifikasi dari gempa bumi terkenal dimana-mana. Ketika gempa bumi terjadi di daerah perdalaman Afrika, bangsa Mozambique menceritakan kepada seorang anggota missi afama kristen bahwa hal ini desebabkan karena bumi kedinginan dan demam. Penduduk di pedalaman Peru, Amerika Selatan mengira bahwa gempa bumi itu disebabkan karena bumi sedang menari. Nenek moyang dari kaum Ougandi di Afrika percaya bahwa bumi itu terletak diatas sebuah gunung batu di danau Victoria. Gempa bumi terjadi karena Muasasa, dewa yang mendiami danau itu sering berjalan-jalan mengelilingi danau tadi. Dan juga, bangsa Yunani Purba menyalahkan Atlas yang memikul bumi ini diatas bahunya yang menyebabkan sering timbulnya gempa bumi.
Kini kita mengetahui bahwa gempa bumi itu adalah sebuah gejala geologi, yang terjadi karena pelepasan tenaga-tenaga yang terkumpul di dalam bumi. Manusia sekarang tidak lagi mencoba menerangkan sesuatu kejadian dengan pertolongan kepercayan-kepercayaan atau hipotesis yang sama-samar, akan tetapi pengetahuan alam itu mempunyai satu tujuan ialah mencari dalil-dalil serta syarat-syarat yang dapat menerangkan jalannya proses-proses alam.
Umumnya geologi mempelajari, mempelajari bumi dari Cryosphere sampai Core (inti). Dari lapisan Cryosphere sampai Core terdapat lapisan lainnya yaitu Hydrosphere, Biosphere, Crust, Lithosphere, Asthernosphere, Mantle. Cryosphere atau Kriosfer adalah permukaan Bumi yang mengandung air dalam bentuk padat, seperti es laut, es danau, es sungai, salju, glasier, tudung es dan lapisan es, serta tanah beku (yang mencakup permafrost). Dengan demikian, kriosfer bertumpang tindih dengan hidrosfer. Kriosfer memainkan peran penting dalam iklim global karena proses umpan balik dalam memengaruhi energi permukaan, awan, hujan, hidrologi, dan sirkulasi atmosfer dan samudra. Hydrosfer atau Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Biosphere atau Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Crust atau Karst adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Lithosphere atau litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Litosfer terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Asthenosphere atau Astenosfer merupakan lapisan dibawah litosfer dan diatas mantel atas bumi yang terliat dalam pergerakan lempeng tektonik dan penyesuaian isotatic. Dasar Astenosfer berada pada kedalaman sekitar 700 km. Mantle atau Mantel Bumi merupakan lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2.900 km (1,800 mil)[1] yang meliputi 84% volume Bumi. Dan terakhir Core atau inti bumi, terletak mulai dari kedalaman 2.883 km sampai ke pusat bumi.
0 komentar:
Posting Komentar